Surabaya (tribratanews.jatim.polri.o.id) – Dirlantas Polda Jatim, Kombes Taslim Chaeruddin menyampaikan bahwa terkait arus balik mudik terjadi kemacetan di Mengkreng, Kota Kediri, ini karena adanya dua lintasan kereta api (KA).
Dalam sehari, bisa 34 kali KA bolak balik inilah yang menjadi persoalan terjadi kemacetan. “ Jika kendaraan sampai disana arus lalin tadinya lancar harus antre. Antrian panjang dalam kurun waktu jam 09.00 sampa jam 13.00 WIB. Kira kira seperti itu,” ujar Dirlantas saat memberi keterangan kepada awak media didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto, Rabu (26/4/2023).
Tentunya, lanjutnya, tidak sampai 8 km terjadinya kemacetan di daerah lintasan KA tadi. Bila dirinci ke arah Nganjuk 2, 6 Km lanjut ke arah Jombang 2 Km, ke arah Kediri itu kurang lebih 3 Km.
“ Bukan satu jalan, tapi tiga jalan. Jika digabung jadi satu ya menjadi kurang lebih 8 Kilo Meter (KM). Tapi kan beda jalan, disitu ada pertigaan yang mengarah ke Nganjuk – Jombang – Kediri,” lanjutna.
Disana, memang ada beberapa persoalan adanya dua perlintasan KA, kedua jembatan di Kertosono memang terjadi penyempitan. “ Di awal gelar Operasi Ketupat Semeru 2023 ini kami sudah kami sampaikan kepada Kementrian PUPR itu bottle neck, dan sudah menjadi perhatian PUPR tahun depan jembatan di Kertosono akan diperlebar. Selanjutnya di sana ada penjualan oleh-oleh (makanan) ini tidak menjadi persoalan. Persoalannya hanya adanya lintasan kereta api”.
Menyinggung kecelakaan lalu lntas laka lantas) selama arus mudik sampai hari ke 8 operasi harus jujur diakui terjadi peningkatan sebanyak dari 560 kejadian pada tahun 2022 dan tercatat 626 kejadian pada tahun 2023, ini peningkatan 10, 5 persen.
Sementara untuk korban Meminggal dunia (MD) turun 30 persen secara kualitas. Untuk perbandingan selama operasi antara tahun 2022 dengan tahun 2023. Maka yang menarik, bahwa kecelakaan 8 hari sebelum operasi, dan 8 hari selama operasi menurun 17 persen.
Pada hari biasa 751 kejadian, hari selama operasi terjadi 626 kejadian. Jadi ada penurunan 125 kejadian atau 17 persen, ini menarik. Artinya, bahwa meskipun dengan penambahan mobilisasi masyarakat akibat mudik dan libur lebaran ini dengan penggelaran kekuatan personel cukup efektif untuk menurunkan angka laka lantas.
Sementara itu kecelakaan didominasi pada jalur ? masalah ini belum dievaluasi detail dan nanti bisa dievaluasi terkait jam rawan, jalur, bentuk laka dan sebagainya, sekali lagi belum kita evaluasi. Tapi kemungkinan besar kecelakaan bukan di jalur jalur mudik.
Hal itu karena puncak laka terjadi pada 21 April, ada 106 kecelakaan paling tinggi. Iini melonjak agak tajam. Padahal tanggal 21 April ini saat Lebaran teman teman Muhammadiyah. “Jadi ini menunjukkan kecelakaan itu bukan terjadi yang disebabkan oleh arus mudik. Ditambah lagi kita evaluasi pada 24 April mobilisasi kendaraan yang keluar masuk Jawa Timur di angka 30 –an ada 3 ribu kemudian yang keluar di angka 30, 3 selisihnya puluhan saja.
Untuk laka lantas turun hanya diangka 80 saja. “Analisa saya masyarakat pemudik karena banyak sosialisasi tingkat kesadaran lalu lintas sudah tinggi. Harapan kedepan masyarakat ketika berada di jalan tolong hati hati taati aturan dan jika lelah istirahat,” pungkas Dirlantas Polda Jatim. (mbah)
Publisher By : BIDHUMAS POLDA JATIM